Minggu, 14 Juli 2013

17 Hal yang harus diingat

1. Jika sudah terjadi masalah, tdk
harus dihindari (bingung), tapi
HARUS DIHADAPI dengan tenang
(dipikirkan jalan keluarnya) dan
pasti selesai/ ada jalan keluarnya.

2. Menghadapi semua hal, tdk boleh
berpikir negatif, seperti: "saya pasti
tdk mampu", "saya tdk bisa", dan
seterusnya. Tapi selalu berpikir
positif, seperti: "saya bisa, pasti ada
jalan keluarnya" dan lain lain.

3. Sudah dan senang semuanya
tergantung pikiran saja!! ( Pikiran
adalah pelopor!!). Jadi jaga pikiran
kita baik - baik. Jangan pikir yang
jelek/negatif. Selalu berpikir yang
positif (baik).

4. Segala kesulitan/kesusahan akan
berakhir. sebesar apapun masalahnya akan selesai juga dengan berjalannya waktu. Seperti pepatah mengatakan : TIDAK ADA PESTA YANG TIDAK BERAKHIR.

5. Orang yg sukses 85% ditentukan
dari sikap/prilaku, 15% baru
ditentukan ketrampilan. Jadi sikap
kita dalam hidup ini sangat penting.

6. Segala sesuatu berubah (anicca).
Kita tdk perlu susah. Misalnya :
sekarang susahnya, selanjutnya pasti berubah menjadi senang. sekarang ada orang yang tdk senang pada kita, suatu saat nanti akan baik juga.

7. Hukum karma, berarti berbuat
baik akan mendapat hasil baik dan
sebaliknya, seperti tanam padi, pasti
panen padi. Ingat!! Usahakan setiap
saat selalu berbuat (tanam) kebaikan
agar mendapatkan (panen) kebaikan.
Jgn melakukan kejahatan. Dan jgn
berharap mendapat balasan dari
perbuatan baik kita!!!

8. Kesehatan asalah paling nomor
satu (berhaga). Jaga kesehatan kita
dengan olahraga, istirahat yang
cukup dan jangan makan sembarangan.

9. Hidup ini penuh dengan masalah/
persoalan/penderitaan. Jadi kita sdh
tahu TIDAK MUNGKIN SELALU
LANCAR/TENANG. Siapkan mental,
tabah, sabar dan tenaga untuk
menghadapinya. itulah kenyataan
hidup yang harus dihadapi oleh
setiap manusia.

10. Masa depan seseorang sangat
tergantung pada sikap dan buku
buku yang dibaca. Jadi membaca
sangat penting dan menentukan
masa depan seseorang.

11. Jangan membicarakan kejelekan
orang lain, karena kita akan dinilai
jelek oleh orang yg mendengarkannya.

12. Pergaulan sangat penting dan
merupakan salah satu kunci sukses.
Boleh bergaul dengan orang jahat
maupun baik asal kita HARUS TAHU
DIRI/JANGAN TERPENGARUH
LINGKUNGAN. Lebih baik lagi
apabila kita bisa menuntun yang
jahat ke jalan yang benar.

13. Budi orang tua, tidak dapat
dibayar dengan apapun juga. begitu
juga dengan budi orang2 yang telah membantu kita.

14. Setiap manusia memiliki
kelebihan dan kekurangan. Jadi
jangan minder dengan kekurangan
kita. dan jangan iri dengan kelebihan
orang. HARGAILAH DIRIMU APA
ADANYA!!!

15. JANGAN MEMPERTENTANGKAN
(MEMPERDEBATKAN) hal hal kecil
yang tdk berguna dengan siapapun juga.

16. Kunci sukses dlm hidup ini, selalu bersemangat, berusaha, disiplin, sabar, bekerja keras, rajin berdoa/sembahyang, banyak berbuat baik serta tdk blh berputus asa.

17. Jangan Menilai orang dari Harta
(kekayaan), penampilan ataupun
kondisi fisik. Semua orang itu SAMA!!!

Sabtu, 13 Juli 2013

Orang Islam Sebaiknya Jangan Menyingkat Assallamu'allaikum

Assalamu'alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.

Selamat siang semi a pecinta artikel. Kali INI one may posting tentang masalah salam. Salam adah kebiasaan yang baik . taping bagai manager dengan salam yang disingka2.....
OK mari kita baca artikel di bawah INI :

Menjawab salam sesama muslim dalam adab islam hukumnya adalah wajib, selain itu karena penduduk indonesia yang mayoritas adalah negara islam maka sering dijumpai berbagai pernyataan salam baik secara langsung ataupun melalui media elektronik, entah apa maksudnya semakn lama salam
yang original dari agama islam serin
dirubah-rubah, padahal salam itu sendiri artinya sangat baik, sebentar lagi kita akan bahas mengapa Anda tidak boleh sembarangan menyingkat salam.
sekali lagi, "ASSALAMU'ALAIKUM"
JANGAN DISINGKAT LAGI!!
INILAH ARTINYA KALAU DISINGKAT
1. As = orang bodoh ; keledai
2. Ass = pantat
3. Askum = celakalah kamu
4. Assamu = racun
5. Samlekum = matilah kamu
6. Salom/syalom= dari bhs Ibrani untuk sesama kristen dan ada 263 kata di dalam kitab perjanjian lama dan perjanjian baru.
7. Mikum = dari bahasa Ibrani Mari
Bercinta.
Yuk kita lihat isi surat Nabi Sulaiman
dalam Al-Quran :
"Innahu min Sulaimana wa innahu
Bismillahirohmaanir rohiim 'ala ta'lu
'alayya wa'tunil muslimina tho'inalloha robbal 'aalamiin."
Salam pendek, salam sedang dan salam panjang telah dicontohkan oleh Nabi dan tidak merubah makna aslinya :
1. Salam pendek : "Assalamualaikum". dengan 10 kebaikan.
2. Salam sedang : "Assalamualaikum
warohmatulloh". dengan 20 kebaikan.
3. Salam panjang : "Assalamu'alaikum
warohmatullahi wabarokatuh". dengan kebaikan sempurna.

Maka Dari itulah hang per ah menyingkat salam. Karena salam kalau do singkat2 jadi gk jelas the maknanya. Ayok kits sebagai seorang Muslim membiasakan salam yang baik.

Pendidikan Moral

PENTINGNYA PENDIDIKAN ??????
Satu pertanyaan yang sangat menghantuiku. Mengapa banyak sekali masyarakat Indonesia yang bertingkah laku dan berkelakuan seperti hewan??
Padahal tidak jarang dan bahkan
bnayak para pelaku itu mempunyai
pendidikan yang tinggi. Kalau dilihat
dari faktor pendidikan, seharusnya
seseorang yang mempunyai pendidikan tidak akan bertindak yang bukan-bukan dan bisa menjadi contoh bagi orang lain disekitarnya yang nota bene kurang dalam hal pendidikan. Tapi mengapa kelakuan atau akhlak mereka tidak lebih atau bahkan jauh berada dibawah dari
orang yang tidak berpendidikan??
Pendidikan di Indonesia pada saat ini cenderung lebih mementingkan aspek akademis tanpa menghiraukan akhlak dan moral para peserta didik. Hal ini bisa kita lihat di sekolah-sekolah dan di
universitas-universitas. Sebagai contoh, seseorang murid SMU yang nakal dan suka dengan free seks dapat lulus dari SMU dan meneruskan keperguruan tinggi hanya karena nilainya mencukupi
standar kelulusan yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah.
Coba kita bayang kan apa yang akan
terjadi apabila Negara Indonesia ini
dipimpin oleh orang yang hanya
mempunyai nilai akademis yang tinggi tapi tidak bermoral. apa yang akan terjadi dengan negara ini??
Pendidikan Indonesia menganut atau
lebih condong pada sistem pendidikan liberal yang mengesampingkan pendidikan moral dan hanya mementingkan pendidikan akademis.
Kapan Indonesia bisa maju kalau
pendidikan moral di semua sekolah
ditiadakan?? apakah Indonesia bisa
maju kalau hanya mengandalkan pada kepintaran akademis??

   Pendidikan Moral Manusia

Mengingat perkembangan moral
manusia pada bahasan yang lalu, maka tentu akan ada sebuah proses yang tak lepas dari perkembangan moral itu sendiri. Proses yang dimaksud adalah yang disebut dengan pendidikan. Pendidikan moral sangatlah perlu bagi manusia, karena melalui pendidikan perkembangan moral diharapkan
mampu berjalan dengan baik , serasi
dan sesuai dengan norma demi harkat dan martabat manusia itu sendiri.
Di Indonesia pendidikan moral telah ada dalam setiap jenjang pendidikan.  Di Sekolah Dasar perkembangan pendidikan moral tak pernah beranjak dari nilai-nilai luhur yang ada dalam tatanan moral bangsa Indonesia yang termaktub jelas dalam Pancasila sebagai dasar Negara.  Pendidikan Moral Pancasila, yang sejak dari  pendidikan dasar telah diajarkan tentu memiliki tujuan yang sangat mulia, tiada lain untuk membentuk anak negeri sebagai individu yang beragama, memiliki rasa kemanusiaan, tenggang
rasa demi persatuan, menjunjung tinggi nilai-nilai musyawarah untuk
kerakyatan serta berkeadilan hakiki.
Berangkat dari tujuan tersebut diatas
maka dalam pelaksanaannya terdapat tiga faktor penting dalam pendidikan moral di Indonesia yang perlu diperhatikan yaitu :
1.  Peserta didik yang sejatinya memiliki tingkat kesadaran dan dan perbedaan perkembangan kesadaran moral yang tidak merata maka perlu dilakukan identifikasi yang berujung pada sebuah pengertian mengenai kondisi perkembangan moral dari peserta didik itu sendiri.
2.  Nilai-nilai (moral) Pancasila,
berdasarkan tahapan kesadaran dan
perkembangan moral manusia maka
perlu di ketahui pula tingkat tahapan
kemampuan peserta didik. Hal ini
penting mengingat dengan tahapan dan tingkatan yang berbeda itu pula maka semua nilai-nilai moral yang
terkandung dalam penididkan moral
tersebut memiliki batasan-batasan
tertentu untuk dapat terpatri pada
kesadaran moral peserta didik.  Dengan kata lain, kalaulah pancasila memiliki 36 butir nilai moral, maka harus difahami pula proses pemahaman peserta didik berdasar pada tingkat kesadaran dan tingkat kekuatan nilai kesadaran itu sendiri.
3.  Guru Sebagai fasilitator, apabila kita kembali mengingat teori perkembangan moral manusia dari Kohlberg dengan 4 dalilnya maka guru seyogyanya adalah fasilitator yang memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memahami dan menghayati nilai-nilai pendidikan moral itu.
Dengan memperhatikan tiga hal diatas maka proses perkembangan moral manusia yang berjalan dalam jalur pendidikan tentu akan berjalan sesuai dengan tahapan perkembangan moral pada tiap diri manusia.

Kamis, 11 Juli 2013

Pendidikan Moral dan Etika Sejak Dini: Mungkinkah?

Mungkinkah pendidikan moral dan etika
sejak dini? Ya, tentu sangat mungkin.
Tetapi tentu tidaklah ”seberat” judul di
atas dan diberikan melalui kegiatan anak
sehari-hari. Pasti kita semua paham
bahwa setiap kegiatan sejak bangun pagi
sampai tidur malam,  sebetulnya
merupakan bagian dari proses pendidikan
yang dialami anak.

Termasuk di dalamnya adalah
pengenalan moral dan etika. Proses
pembiasaan pada anak  tergantung dari
contoh-contoh  yang dicerap dalam
kesehariannya. Karena itu, penting
disadari bahwa sebaik-baiknya suatu
pengajaran, contoh-contoh lingkungan
terdekat merupakan bagian terpenting
terutama bagi anak usia dini.

Terima kasih, Maaf dan Tolong

Salah satu inti pendidikan moral
dan etika adalah penghargaan terhadap
sesama. Pembiasaan pada anak sejak
dini untuk mengucapkan terima kasih,
maaf dan tolong merupakan bagian
penting dari penanaman penghargaan
pada sesama. Tiga kata yang sederhana
ini merupakan dasar dari kegiatan
bersosialisasi anak kelak. Anak diajarkan
untuk mengetahui kapan harus minta
maaf, mengucapkan terima kasih dan
meminta tolong. Cara pengucapan
dengan nada baik menjadi salah satu
bagian pembiasaan ini.  Sangat sulit
mengharapkan anak terbiasa
mengucapkan tiga kata di atas itu bila
orang-orang dewasa di sekitarnya jarang
berterima kasih, tidak mengucapkan kata
”tolong” ketika meminta tolong pada
orang lain, dan tidak meminta maaf saat
melakukan kesalahan. Contoh menjadi
lebih buruk ketika oarng dewasa
memperlihatkan sikap memilih-milih
dalam mengucapkan the three magic
words itu.

Keterampilan Berkomunikasi

Penghargaan sesama juga bisa dilakukan
melalui keterampilan anak dalam
berkomunikasi. Anak belajar berbicara,
mendengarkan, bertanya dan juga
menjawab. Berbicara bisa jadi lebih
mudah dibanding mendengarkan. Karena
itu penekanan secara khusus pada
keterampilan mendengarkan merupakan
hal penting dalam keterampilan
berkomunikasi pada anak. Tetapi, sekali
lagi, contoh di lingkungan bisa
memudahkan atau justru menyulitkan
anak untuk melatih keterampilannya.
Seringkali tanpa disadari orangtua
memotong cerita anak atau memandang
ke arah lain saat berbicara dengan anak.
Padahal ketika hal itu terjadi, pesan yang
ditangkap anak adalah ia tidak sepenting
hal lain yang saat itu dilihat oleh
orangtuanya.

Berjabat Tangan

Kemampuan anak untuk berjabat tangan
erat, menatap orang yang dijabat,
menyebutkan nama dan memberikan
senyumnya merupakan hal lain yang bisa
diajarkan pada anak sejak dini. Sekaligus,
sesungguhnya, mengembangkan
kepercayaan dirinya. Tidak mudah bagi
anak  untuk bisa melakukan hal tersebut
sekaligus. Tetapi, bilamana penanaman
kebiasaan ini dilakukan dengan
konsisten, maka sejalan dengan
pengikatan keterampilan
berkomunikasinya, anak sudah
meningkatkan kepercayaan dirinya.

Hal-hal di atas merupakan sebagian kecil
saja  dari kegiatan sehari-hari yang bisa
menanamkan penghargaan anak pada
lingkungannya. Dari permainan yang
dilakukannya dengan teman, anak belajar
untuk mentaati peraturan dan
menghargai kesempatan bermain yang
dimilikinya. Anak juga belajar menghargai
mainan dan bukunya ketika dibiasakan
menyimpan pada tempatnya.

”Menghargai” merupakan kata kunci
proses pembelajaran di atas. Berlaku
bukan hanya pada anak, tetapi lebih pada
orangtua. Seberapa jauh kita sudah
menghargai semua detik yang masih kita
miliki untuk menyiapkan anak menjadi
manusia yang bisa menghargai
lingkungannya?

Penting Belajar Bahasa Indonesia


Pendidikanbahasa Indonesia merupakan
salah satu mata pelajaran yang wajib
diajarkan mulai dari tingkat pendidikan
dasar sampai pendidikan tinggi. Akan
tetapi yang sangat mengherankan
sebagai warga negara Indonesia yang
mengenyam pendidikan dan mempelajari
bahasa Indonesia masih banyak yang
belum mengerti dengan baik bahasa
Indonesia baik secara lisan maupun
tertulis. Hal ini terlihat dari masih
banyaknya pelajar yang memiliki nilai
Ujian Nasional yang masih sangat
rendah.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi
Republik Indonesiadan bahasa persatuan
bangsa Indonesia.Di Timor Leste, bahasa
Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa
Indonesia adalah salah satu dari banyak
ragam bahasa Melayu.Penamaan
“Bahasa Indonesia” diawali sejak
dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28
Oktober 1928, untuk menghindari kesan
“imperialisme bahasa” apabila nama
bahasa Melayu tetap digunakan.Proses
ini menyebabkan berbedanya Bahasa
Indonesia saat ini dari varian bahasa
Melayu yang digunakan di Riau maupun
Semenanjung Malaya. Hingga saat ini,
Bahasa Indonesia merupakan bahasa
yang hidup, yang terus menghasilkan
kata-kata baru, baik melalui penciptaan
maupun penyerapan dari bahasa daerah
dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh
lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa
Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi
kebanyakan penuturnya. Sebagian besar
warga Indonesia menggunakan salah
satu dari 748 bahasa yang ada di
Indonesia sebagai bahasa ibu.Fonologi
dan tata bahasa Bahasa Indonesia
dianggap relatif mudah.
Tidak jarang mahasiswa diperlakukan
seperti mahasiswa Jurusan Bahasa
Indonesia di Fakultas Sastra dan Bahasa.
Setelah 12 tahun belajar Bahasa
Indonesia, apakah mereka sudah mampu
berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar, baik secara tertulis maupun
terlisan?
Lalu bagaimana dengan kemampuan
berbahasa Indonesia mahasiswa S2?
Seperti halnya mahasiswa D3 dan S1,
ternyata sebagian mahasiswa S2 dan S3
juga masih lemah dalam berbahasa
Indonesia. Paparan singkat di atas
membuktikan ketidakmampuan sebagian
(besar?) mahasiswa dalam berbahasa
Indonesia, dalam hal ini bahasa tulisan.
Lalu apa yang mesti dikerjakan para
dosen Bahasa Indonesia yang ternyata
tidak semua bergelar sarjana Bahasa
Indonesia?
Dengan kata lain, setiap dosen harus
mampu menjadi dosen Bahasa Indonesia.
Artikel-artikel opini yang berkaitan
langsung dan tak langsung dengan
bahasa Indonesia yang dimuat di media
massa cetak pun jangan pula dilewatkan.
Dalam konteks tulisan ini, bukan dosen
bahasa Indonesia mengajari mahasiswa,
melainkan dosen bahasa Indonesia dan
mahasiswa sama-sama belajar bahasa
Indonesia. Bila beberapa upaya ini dapat
dilaksakanakan sungguh-sungguh dan
dengan senang hati oleh para mahasiswa
dan dosen bahasa Indonesia, maka kita
yakin para lulusan perguruan tinggi kita
tidak hanya mampu dan terampil
berbahasa Indonesia secara terlisan dan
tertulis, tetapi juga sungguh-sungguh
mencintai bahasa nasional mereka
sendiri.

Minggu, 07 Juli 2013

PENTINGNYA KETERAMPILAN MENYIMAK


Selamat malam semuanya,… kembali dengan kumpulan artikel yang mungkin akan bermanfaat bagi kalian semua.

Ok….. langsung aja ke TKP……hehehehe lebay………

Pada postingan kemarin kita telah memahas tentang ketrampilan berbahasa yang terdiri dari menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dari keempat ketrmpilan tersebut yang paling berperan penting adalah menyimak, karena semua ketrampilan berbahasa itu di mulai dari menyimak. Seseorang belajar berbicara tentu dimulai dari menyimak pembicaraan orang yang mengajarinya. begitu pula seseorang belajar membaca, dia akan menyimak bacaan yang di pelajarinya terlebih dahulu. Menulis juga demikian, orang itu akan menyimak lambing tulisan yang akan ia tulis dan baru kemudian menulisnya. Jadi dapat di simpulkan bahwa keterampilan menyimak sangatlah penting.
Nah dalam kesempatan kali ini saya akan mengajak anda semua untuk membahas tentang keterampilan menyimak.

MENYIMAK
Menyimak adalah kegiatan mendengarkan lambang–lambang lisan yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi dan interpretasi untuk memperoleh pesan, informasi, memahami makna komunikasi, dan merespons yang terkandung dalam lambang lisan yang disimak. (Tarigan, 2008:29).
Berdasarkan teori pembelajaran menyimak dilaksanakan secara terpadu dan mendapat perhatian yang sama dengan keterampilan berbahasa lain. Namun, dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama, hal tersebut belum terlaksana dengan baik. Pembelajaran menyimak masih kurang mendapat perhatian dan seringkali diremehkan oleh siswa maupun guru. Mereka beranggapan bahwa semua orang yang normal pasti dapat menyimak dan kemampuan menyimak akan dikuasai oleh siswa secara otomatis. Pandangan seperti ini seharusnya dihilangkan. Kemampuan menyimak untuk memperoleh pemahaman terhadap wacana lisan tidak akan terbentuk secara otomatis atau hanya dengan perintah supaya mendengarkan saja (Subyantoro dan Hartono 2003:1).
Dalam kenyataan yang terjadi di kelas, guru menghadapi siswa yang sulit memahami materi pelajaran yang sudah dijelaskan. Salah satu faktor yang menjadi penyebabnya adalah sebagian siswa didik masih mengalami kesulitan dalam menyimak. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pembelajaran menyimak yang benar dan latihan yang kontiniu karena suatu keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan (Tarigan, 1994:2).
HAKIKAT MENYIMAK
Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan, Subyantoro dan Hartono (2003:1–2) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indera pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar, sementara itu menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi dalam menyimak intensitas perhatian terhadap apa yang disimak lebih ditekankan lagi.
Dari pengertian menyimak yang di kemukakan oleh Subyantoro dan Hartono (2003)  terlihat bahwa kegiatan mendengar dan mendengarkan tercakup dalam kegiatan menyimak. Selain itu, menyimak memiliki tingkatan lebih tinggi dari mendengar dan mendengarkan. Beberapa hakikat menyimak dari berbagai pendapat yang ada yaitu :
a.    Anderson (dalam Tarigan 1994 : 28) Menyimak adalah proses besar mendegarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang– lambang lisan. Menyimak dapat pula bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam Tarigan 1994:28)..
b.    Tarigan (1994:28) menyatakan bahwa Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Pengertian lain menyimak menurut Akhadiah (dalam Sutari, dkk. 1998:19) ialah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Kemampuan menyimak dapat diartikan pula sebagai koordinasi komponen–komponen kemampuan baik kemampuan mempersepsi, menganalisis maupun menyintesis (Http//www.Ialf.edu/kipbipa /papers/ Iim Rahmina.doc.).
Tarigan (1991:4) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:94) disebutkan bahwa menyimak adalah mendengarkan (memperhatikan) baik–baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.
Tarigan (dalam Sutari, dkk. 1997 : 117–118) mengemukakan beberapa alasan yang menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik, yaitu:
(1)     pelajaran menyimak relatif baru dinyatakan dalam kurikulum sekolah.
(2)     teori, prinsip, dan generalisasi mengenai menyimak belum banyak diungkapkan.
(3)     pemahaman terhadap apa dan bagaimana menyimak itu masih minim.
(4)     buku teks dan buku pegangan guru dalam pembelajaran menyimak sangat langka.
(5)     guru–guru bahasa Indonesia kurang berpengalaman dalam melaksanakan pengajaran menyimak.
(6)     bahan pengajaran menyimak sangat kurang.
(7)     guru–guru bahasa Indonesia belum terampil menyusun bahan pengajaran menyimak.
(8)     jumlah murid per kelas terlalu besar.

TUJUAN MENYIMAK
Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain sebagai berikut :
a.    Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
b.    Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
c.    Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).
d.   Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, perdebatan).
e.    Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
f.     Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
g.    Menyimak untuk memecahkan masalah secara secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga
h.    Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.

MANFAAT MENYIMAK
Menurut Setiawan (dalam Darmawan 2001:11–12) manfaat menyimak ada banyak antara lain sebagai berikut.
a.    Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi kemanusiaan sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu memberikan masukan–masukan tertentu yang menjadikan kita lebih berpengalaman.
b.    Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan             dan khazanah ilmu kita.
c.    Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan yang tepat, bermutu, dan puitis. Orang yang banyak menyimak komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata–kata yang digunakan lebih variatif.
d.   Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta membina sifat terbuka dan obyektif.
e.    Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial.
f.     Meningkatkan citra artistik jika yang kita simak itu merupakan bahan simakan yang isinya halus dan bahasanya. Banyak menyimak dapat menumbuh suburkan sikap apresiatif, sikap menghargai karya atau pendapat orang lain dan kehidupan ini serta meningkatkan selera estetis kita.
g.    Menggugah kreativitas dan semangat mencipta kita untuk menghasilkan ujaran–ujaran dan tulisan–tulisan yang berjati diri. Jika banyak menyimak, kita akan mendapatkan ide–ide yang cemerlang dan segar, pengalaman hidup yang berharga. Semua itu akan mendorong kita untuk giat berkarya dan kreatif.

Sekian yang dapat saya jelaskan tenyang menyimak…………semoga bermanfaat bagi kita semua.
Wassalam……………..

Sabtu, 06 Juli 2013

Ketrampilan Berbahasa


Salam Bloger...............
Kembali lagi dengan saya Iezzo Vic@....
Kali ini saya akan postingin sebuah artikel tentang ketrampilan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang mulai dari yang awal dan seterusnya. untuk lebih jelasnya baca artikel dibawah ini :
 
Diantara ketrambilan bahasa ada empat segi yaitu menyimak, berbicara membaca dan menulis. Dari keempat ketrampilan berbahasa di atas yang pertama dikuasai oleh seorang anak adalah menyimak. Menyimak adalah kegiatan mendengarkan lambang–lambang lisan yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi dan interpretasi untuk memperoleh pesan, informasi, memahami makna komunikasi, dan merespons yang terkandung dalam lambang lisan yang disimak. karena dari lahir manusia diciptakan tanpa menguasai keempat ketrampilan berbasa. Baru kemudian mereka akan menguasainya satu demi satu. Seorang anak akan mulai menyimak semua yang ada di sekitar lingkungannya, menyimpannya dalam memori dan diungkapkannya dengan gerakan-gerakan. Mereka memperoleh ilmu perrtamanya melalui ketrampilan menyimak. Kerena meraka masih belum bisa melakukan ketrampilan yang lain kecuali menyimak. Dari menyimak inilah baru kemudian ketrampilan berbahasa yang lainnya akan didapatkan.
Ketrampilan yang kedua adalah berbicara, setelah seorang anak bisa menyimak semua yang ada di sekitar lingkungannya, maka seorang anak tersebut akan mulai mengungkapkan semua yang mereka simak dengan bahasa bicara. Dengan bahasa ini seorang anak mengungkapkan semuanya, dan kemudian inilah yang menjadi bahasa komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan ketrampilan ini manusia bisa berkomunikasi antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
Setelah anak tersebut sudah bisa menyimak dan berbicara, ketrampilan yang akan ia peroleh berikutnya adalah tentang ketrampilan membaca.  Dari ketrampilan inilah manusia mulai mendapatkan ilmu-ilmu yang di perolehnya dari buku-buku yang mereka baca. Karana dengan membaca maka seseorang akan memiliki wawasan yang luas. Pada masa ini ketrampilan membaca sudah sangat mudah, karena dimasa kini kita membaca tidak harus melalui media buku, akan tetapi sekarang melalui internet sangatlah mudah. Berbeda dengan dulu seseorang tidak akan bisa membaca tanpa memiliki buku. Dan untuk memilikinya kita harus mengeluarkan beberapa biaya untuk membelinya. Akan tetapi masa kini dengan adanya internet yang berkembang pesat bahkan dipelosok desa sekarang sudah dimasuki internet. Dengan demikian maka kita sebagai seorang pelajar harus rajin membaca supaya memperoleh wawasan dan pengetahuan yang luas. Karena pepatah mengatakan dengan membaca kita bisa membuka jendela dunia.
Ketrampilan berbahasa yang terakhir adalah ketrampilan menulis. Setelah seseorang belajar menyimak, berbicara dan membaca maka sekarang giliran seseorang tersebut belajar menulis. Menulis ialah mengungkapkan segala isi yang dalam pikiran kita pada sebuah kertas yang menjadi seseatu yang bisa di pahami. Dari ketrampilan inilah muncul berbagai macam bentuk karya sastra, mulai dari pantun, puisi, novel dan lain-lain.