Selamat malam semuanya,… kembali dengan kumpulan
artikel yang mungkin akan bermanfaat bagi kalian semua.
Ok….. langsung aja ke TKP……hehehehe lebay………
Pada postingan kemarin
kita telah memahas tentang ketrampilan berbahasa yang terdiri dari menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Dari keempat ketrmpilan tersebut yang paling
berperan penting adalah menyimak, karena semua ketrampilan berbahasa itu di
mulai dari menyimak. Seseorang belajar berbicara tentu dimulai dari menyimak
pembicaraan orang yang mengajarinya. begitu pula seseorang belajar membaca, dia
akan menyimak bacaan yang di pelajarinya terlebih dahulu. Menulis juga
demikian, orang itu akan menyimak lambing tulisan yang akan ia tulis dan baru
kemudian menulisnya. Jadi dapat di simpulkan bahwa keterampilan menyimak
sangatlah penting.
Nah dalam kesempatan
kali ini saya akan mengajak anda semua untuk membahas tentang keterampilan
menyimak.
MENYIMAK
Menyimak
adalah kegiatan mendengarkan lambang–lambang lisan yang dilakukan dengan
sengaja, penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi dan interpretasi untuk
memperoleh pesan, informasi, memahami makna komunikasi, dan merespons yang
terkandung dalam lambang lisan yang disimak. (Tarigan, 2008:29).
Berdasarkan
teori pembelajaran menyimak dilaksanakan secara terpadu dan mendapat perhatian
yang sama dengan keterampilan berbahasa lain. Namun, dalam pembelajaran di
Sekolah Menengah Pertama, hal tersebut belum terlaksana dengan baik.
Pembelajaran menyimak masih kurang mendapat perhatian dan seringkali diremehkan
oleh siswa maupun guru. Mereka beranggapan bahwa semua orang yang normal pasti
dapat menyimak dan kemampuan menyimak akan dikuasai oleh siswa secara otomatis.
Pandangan seperti ini seharusnya dihilangkan. Kemampuan menyimak untuk
memperoleh pemahaman terhadap wacana lisan tidak akan terbentuk secara otomatis
atau hanya dengan perintah supaya mendengarkan saja (Subyantoro dan Hartono
2003:1).
Dalam
kenyataan yang terjadi di kelas, guru menghadapi siswa yang sulit memahami
materi pelajaran yang sudah dijelaskan. Salah satu faktor yang menjadi
penyebabnya adalah sebagian siswa didik masih mengalami kesulitan dalam
menyimak. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pembelajaran menyimak yang
benar dan latihan yang kontiniu karena suatu keterampilan hanya dapat diperoleh
dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan (Tarigan, 1994:2).
HAKIKAT MENYIMAK
Hakikat
menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan, Subyantoro dan Hartono
(2003:1–2) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan
bunyi oleh panca indera pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan
sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan
mendengar yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang
didengar, sementara itu menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi
dalam menyimak intensitas perhatian terhadap apa yang disimak lebih ditekankan
lagi.
Dari
pengertian menyimak yang di kemukakan oleh Subyantoro dan Hartono (2003) terlihat bahwa kegiatan mendengar dan
mendengarkan tercakup dalam kegiatan menyimak. Selain itu, menyimak memiliki
tingkatan lebih tinggi dari mendengar dan mendengarkan. Beberapa hakikat
menyimak dari berbagai pendapat yang ada yaitu :
a.
Anderson (dalam Tarigan 1994 : 28) Menyimak adalah
proses besar mendegarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang– lambang
lisan. Menyimak dapat pula bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan
perhatian serta apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam Tarigan
1994:28)..
b.
Tarigan (1994:28) menyatakan bahwa Menyimak merupakan
suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap
isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Pengertian
lain menyimak menurut Akhadiah (dalam Sutari, dkk. 1998:19) ialah suatu proses
yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa mengidentifikasi, menginterpretasikan,
dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Kemampuan menyimak dapat
diartikan pula sebagai koordinasi komponen–komponen kemampuan baik kemampuan
mempersepsi, menganalisis maupun menyintesis (Http//www.Ialf.edu/kipbipa
/papers/ Iim Rahmina.doc.).
Tarigan
(1991:4) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan
mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1994:94) disebutkan bahwa menyimak adalah mendengarkan (memperhatikan)
baik–baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.
Tarigan
(dalam Sutari, dkk. 1997 : 117–118) mengemukakan beberapa alasan yang
menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik, yaitu:
(1)
pelajaran menyimak relatif baru dinyatakan dalam
kurikulum sekolah.
(2)
teori, prinsip, dan generalisasi mengenai menyimak
belum banyak diungkapkan.
(3)
pemahaman terhadap apa dan bagaimana menyimak itu
masih minim.
(4)
buku teks dan buku pegangan guru dalam pembelajaran
menyimak sangat langka.
(5)
guru–guru bahasa Indonesia kurang berpengalaman dalam
melaksanakan pengajaran menyimak.
(6)
bahan pengajaran menyimak sangat kurang.
(7)
guru–guru bahasa Indonesia belum terampil menyusun
bahan pengajaran menyimak.
(8)
jumlah murid per kelas terlalu besar.
TUJUAN
MENYIMAK
Menurut
Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain
sebagai berikut :
a.
Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan
utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
b.
Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu
menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang
diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang
seni).
c.
Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan
maksud agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk,
indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).
d.
Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak
dengan maksud agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang
disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog,
diskusi panel, perdebatan).
e.
Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri,
yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide,
gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar
dan tepat.
f.
Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak
dengan maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan
tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak
membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar
bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
g.
Menyimak untuk memecahkan masalah secara secara
kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak
masukan berharga
h.
Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk
meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini
diragukan oleh si penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara
persuasif.
MANFAAT
MENYIMAK
Menurut
Setiawan (dalam Darmawan 2001:11–12) manfaat menyimak ada banyak antara lain
sebagai berikut.
a.
Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang
berharga bagi kemanusiaan sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu
memberikan masukan–masukan tertentu yang menjadikan kita lebih berpengalaman.
b.
Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam
penghayatan keilmuan dan
khazanah ilmu kita.
c.
Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan
ungkapan yang tepat, bermutu, dan puitis. Orang yang banyak menyimak
komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata–kata yang digunakan lebih variatif.
d.
Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup,
serta membina sifat terbuka dan obyektif.
e.
Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial.
f.
Meningkatkan citra artistik jika yang kita simak itu
merupakan bahan simakan yang isinya halus dan bahasanya. Banyak menyimak dapat
menumbuh suburkan sikap apresiatif, sikap menghargai karya atau pendapat orang
lain dan kehidupan ini serta meningkatkan selera estetis kita.
g. Menggugah
kreativitas dan semangat mencipta kita untuk menghasilkan ujaran–ujaran dan
tulisan–tulisan yang berjati diri. Jika banyak menyimak, kita akan mendapatkan
ide–ide yang cemerlang dan segar, pengalaman hidup yang berharga. Semua itu
akan mendorong kita untuk giat berkarya dan kreatif.
Sekian yang
dapat saya jelaskan tenyang menyimak…………semoga bermanfaat bagi kita semua.
Wassalam……………..